Zulas menegaskan, ILWA dapat terus berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor kayu ringan Indonesia.
“Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia 2022 pada bulan Oktober menjadi kesempatan yang baik bagi ILWA untuk mempromosikan produk, serta memanfaatkan 46 perwakilan perdagangan di luar negeri untuk mendukung upaya peningkatan ekspor. Selain itu, diharapkan para pelaku usaha yang tergabung dalam ILWA dapat memanfaatkan berbagai perjanjian dagang yang telah diratifikasi untuk memudahkan ekspor ke negara tertentu,” paparnya.
Baca Juga:
Kemendag Gelar Pitching Produk Dekorasi Rumah, Siapkan UMKM untuk Bidik Pasar Amerika Latin
Saat ini, Kemendag memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan Fairventures dan ILWA tentang pengembangan kayu ringan termasuk bantuan bibit pohon jabon dan sengon. Kedua tanaman ini sangat sesuai dengan iklim Indonesia dan dapat dipanen kurang dari 10 tahun.
“Diharapkan potensi ini dapat membuka peluang investasi dan menciptakan industri kayu ringan berdaya saing dan bernilai sehingga Indonesia dapat menjadi pemasok kayu ringan global,” pungkas Zuhlas.
Sementara itu, Ketua Umum ILWA, Setyo Wisnu Broto menjelaskan, kebutuhan produk kayu ringan di dunia semakin meningkat, karena dianggap lestari, ramah lingkungan, kuat, durabel, dan tidak berat.
Baca Juga:
Mendag Busan Bersiap ke Malaysia Dampingi Presiden RI dalam Kunjungan Kenegaraan
“Tren kayu ringan sebagai bahan baku gedung dan bangunan sedang meningkat di Eropa sebagai alternatif pengganti baja dan beton. Kayu ringan dianggap lebih lestari karena memiliki daya penyerap karbon (carbon capture) sehingga sebagai salah satu solusi isu climate change,” kata Setyo.
Menurutnya, isu geopolitik di Eropa menyebabkan pasokan kayu ringan terhambat sehingga Eropa memerlukan sumber pasokan baru. Indonesia merupakan sumber utama kayu ringan karena memiliki lahan yang luas dan iklim yang pas untuk jenis kayu sengon dan jabon.
Dua jenis kayu ini memiliki produktivitas tinggi dan kemampuan carbon capture. ILWA juga telah melakukan analisis struktur biaya yang komprehensif agar dapat menerapkan harga yang adil (fair price) dan transparan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.[mga]