Sementara
kontrak pemain pernah dilakukan dengan sistem massal (di era Try Sutrisno)
selama delapan tahun.
Uang kontrak
pemain dipotong sampai sekitar 25 persen.
Baca Juga:
Energi Greysia Polii Sulut Api Spirit Tim Bulutangkis Putri Indonesia
Hari malah
mengaku, uang kontraknya pernah dipotong 50 persen untuk pembinaan, termasuk
pula untuk kas PBSI, pengurus, dan pelatih.
Adapun pada
era sebelum Try Sutrisno, kontrak dilakukan langsung dengan pemain, bahkan
tanpa melalui PBSI atau diketahui PBSI.
Hal itu
terjadi pada era Liem Swie King, Icuk Sugiarto, dan pemain-pemain
seangkatannya.
Baca Juga:
Isyaratkan Pensiun Usai Indonesia Masters 2022, Greysia Polii: CUKUP
Di era
sebelumnya?
Pada masa
jago-jago bulutangkis Tan Joe Hok dan juga era Ferry Sonneville, Rudy Hartono,
Iie Sumirat, Christian, Ade Tjandra, Tjuntjun, dan Johan Wahyudi, sebagian
besar adalah proyek "terima kasih".
Cukup
sanjungan dan ucapan terima kasih.