Oleh YUKIE H. RUSHDIE
Baca Juga:
Kasus Tanah Belum Tuntas, Ini Resolusi Wanda Hamidah di 2023
SABTU (28/8/2022) malam, Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, tetiba saja disibukkan dengan kehadiran puluhan pewarta.
Ada apa gerangan?
Ternyata, orang nomor satu di republik ini, Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, datang untuk menjemput kehadiran cucunya yang kelima.
Baca Juga:
6 Kontroversi Kasus Wanda Hamidah, Pernah Dipolisikan Eks Suami
"Panembahan Al Saud Nasution namanya," kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution, ayah dari bayi tersebut, yang juga suami dari Kahiyang Ayu, putri kesayangan pasangan Jokowi-Iriana.
Sehari kemudian, tepatnya Minggu (29/8/2023) pagi, di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, hadir pula ke Planet Bumi seorang bayi lelaki yang kemudian diketahui diberi nama Yannick Abishalom Budisatryo Soerjosoemarno.
Bayi seberat 3,9 kg dan panjang 49 cm itu terlahir dari rahim pesohor Yasmine Wildblood, istri dari Abishalom Soerjosoemarno, putra tokoh nasional Japto Soerjosoemarno, Ketua Umum Pemuda Pancasila, salah satu ormas militan terbesar di Indonesia.
Lantas, apa yang istimewa dari kehadiran kedua bayi secara nyaris beriringan tersebut?
Setidaknya, keduanya sama-sama hadir sebagai "pangeran keluarga" berdarah Solo.
Panembahan Al Saud Nasution terlahir dari kandungan Kahiyang Ayu, anak perempuan satu-satunya dari Presiden Jokowi dan Iriana.
Bukan rahasia lagi, Jokowi adalah asli putra daerah Solo, Jawa Tengah.
Ia terlahir dari rahim Sudjiatmi, istri dari Widjiatmo Notomihardjo, di daerah Tirtoyoso, Solo, pada 21 Juni 1961.
Sementara Yannick Abishalom Budisatryo Soerjosoemarno merupakan cucu lelaki pertama bagi Japto Soerjosoemarno.
Diketahui, Japto Soerjosoemarno terlahir dari pasangan campuran, Mayjen (Purn) Ir KPH Soetardjo Soerjosoemarno yang berdarah Solo dan Dolly Zegerius yang keturunan Belanda.
Kemudian, baik Panembahan Al Saud Nasution maupun Yannick Abishalom Budisatryo Soerjosoemarno, sama-sama menjadi cucu dari tokoh nasional yang memiliki peran signifikan dalam sejarah perjalanan negeri ini.
Adakah ini sebuah kebetulan belaka, ataukah memang menjadi suatu "isyarat masa depan" bagi Indonesia?
Entahlah…
Yang pasti, kedua bayi itu bakal tumbuh di era yang sama, berkembang di situasi yang sama, dan bakal menjalani kedewasaannya di usia yang sama.
Kalaulah kelak, entah 30 atau 40 tahun mendatang, artinya di kisaran tahun 2052 hingga 2062, tetiba saja nama Panembahan Al Saud Nasution dan Yannick Abishalom Budisatryo Soerjosoemarno mencuat ke permukaan secara bersamaan, fenomena itu bukanlah sesuatu yang terlalu mengejutkan.
Paling tidak, tulisan ini akan tetap memiliki relevansi yang amat kental hingga di tahun-tahun yang entah sudah seperti bagaimana tersebut.
Hello, World... We're coming together, and hopefully we'll be growing and glowing together too... (Yukie H. Rushdie, Pemimpin Redaksi WahanaNews.co)