"Sebetulnya itu yang salah orang memikirkan tentang berburu. Karena kalau kita baca ketentuan berburu, itukan bukan cuma nembak doang,” terangnya.
“Berburu itu adalah mengambil, memindahkan dan membunuh binatang-binatang liar. Tujuan berburu itu adalah mengadakan Balencing (keseimbangan) ekosistem, konservasi, jadi kita jaga binatangnya supaya tidak punah. Kita jaga binatangnya agar tidak over populiasi,” sambung Japto.
Baca Juga:
Curhat Soal Tanah, Wanda Hamidah Bawa-bawa KTT G20
Japto juga menjelaskan, dalam berburu itu terbagi atas 2 macam. Yakni, hauling dan harvesting.
“Jadi penyeimbangan dan panen. Keseimbangan itu ditentukan dengan kuota, dengan contoh diambil kalau sudah over populasi, misalnya gajah dihutan ini hanya bisa menampung 500, ternyata ada 1000, kan 500 nya harus diambil, yang 500 itu tidak harus dibunuh. Dipindahkan kehutan lain, dibuat koleksi kebun binatang,” paparnya.
Hal tersebut didapatkannya berdasarkan pengalaman berburu di beberapa negara seperti, Afrika, Amerika, New Zealand, Itali dan lainnya.
Baca Juga:
Pamannya Ditetapkan sebagai Tersangka, Keluarga Wanda Hamidah Harus Angkat Kaki dari Cikini
Pada kesempatan ini, Japto juga mengkritik pemerintah Indonesia dalam pengelolaan hutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, seperti jumlah populasi flora dan fauna.
Ia menilai, pemerintah Indonesia hanya berfokus pada floranya. Bahkan itu pun dinilai masih kurang maksimal.
“Hanya kayu aja yang diurusin, tebang kayu jualan kayu, nahh binatangnya ini sebetulnya sumber komersialisasi untuk mendatangkan visa,” ungkapnya.