KETIKA dinamika dunia sarat dengan konflik dewasa ini, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan kembali urgensi bela negara. Panggilan kepada semua putra-putri bangsa untuk bela negara menjadi ajakan untuk selalu peduli dan merawat eksistensi kedaulatan negara-bangsa Indonesia. Kedaulatan negara-bangsa menjadi pondasi utama untuk mengaktualisasi pembangunan nasional yang berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Baca Juga:
Respons Sorotan Prabowo, Bahlil Siap-siap Sapu Bersih 1.000 Tambang Ilegal
Ketika zaman dan peradaban dunia terus berubah, panggilan dan semangat bela negara perlu diaktualisasi secara berkesinambungan. Bangga sebagai warga negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat–dengan Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan–patut menjadi perasaan yang selalu melekat di sanubari setiap anak bangsa. Rasa ini perlu terus ditumbuhkan karena teknologi yang terus berkembang menjadikan fungsi batas-batas negara semakin menipis.
Ideologi apa pun dengan mudahnya memasuki ruang kehidupan setiap orang, termasuk anak dan remaja. Sudah terbukti bahwa ideologi yang menentang kebhinekaan Indonesia sering menimbulkan masalah dalam kehidupan bersama. Maka, semangat bela negara Indonesia menjadi tema yang selalu relevan untuk digaungkan guna menanggapi perubahan zaman dan peradaban itu.
Hari-hari ini, layak untuk mendeskripsikan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan bersama, ketidaktentuan dunia dewasa ini tak hanya ditandai dengan konflik antar-negara dan perang yang tak berkesudahan, tetapi juga telah melebar pada aspek perekonomian global yang tampak kacau. Komunitas internasional yang sudah tertatih-tatih belum juga mampu menghadirkan dan menawarkan rumusan baru untuk mewujudkan tatanan dunia yang baik dan kondusif.
Baca Juga:
‘Tabola Bale’ Meriahkan Istana, Presiden Prabowo Ikut Bergoyang di HUT ke-80 RI
Hari-hari ini, berbagai pendekatan yang ditempuh semua lembaga multilateral belum mampu mengakhiri perang antara Israel dengan Palestina. Negara-negara maju di benua Eropa sekali pun juga belum mampu membawa pemimpin Rusia dan Ukraina ke meja perundingan damai untuk mengakhiri perang antara kedua negara itu. Sementara itu, dinamika geopolitik Asia-Pasifik juga sudah lama menyimpan ketegangan yang sangat sensitif, ditandai dengan sengketa berkepanjangan di Laut China Selatan dan eskalasi ketegangan di Selat Taiwan yang juga tak berkesudahan.
Kawasan Asia Tenggara yang selama setengah abad demikian stabil dan kondusif setelah berakhirnya perang Vietnam pada April 1975, tiba-tiba diguncang oleh konflik bersenjata Thailand versus Kamboja pada Juli 2025 karena sengketa perbatasan. Setelah Thailand dan Kamboja mencapai kesepakatan gencatan senjata, persoalan Ambalat di Laut Sulawesi yang melibatkan kepentingan Indonesia dan Malaysia pun mengemuka di ruang publik dan menjadi perbincangan sejumlah elemen masyarakat di kedua negara.
Mengacu pada dinamika geopolitik kawasan seperti itu, semangat bela negara yang dikemukakan Presiden Prabowo menjadi jelas urgensi dan relevansinya. Pesan bertema bela negara itu disampaikan Presiden saat memimpin upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Suparlan, Pusat Pendidikan dan Latihan Khusus (Pusdiklatpassus) TNI Angkatan Darat, Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.