Mengingat, masyarakat yang sangat tergantung pada pemerintah dan tidak memiliki kemampuan untuk bangkit secara mandiri.
Skenario yang paling ideal ialah tanah harapan, yakni skenario pada kuadran ini menghadirkan dua vektor risiliensi dan efektivitas kebijakan yang memadai sehingga memunculkan resultan yang positif.
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Kuadran ini memiliki atribut-atribut, seperti kemudahan akses kesehatan, transparansi, kolaborasi pemerintah pusat dan daerah yang baik, serta masyarakat yang memiliki ketahanan sosial yang tinggi.
Skenario best practice ini menghadirkan tingkat risiko Covid yang paling rendah secara nasional.
Jika efektivitas kebijakan sudah sangat sering dibahas, bagaimana dengan risiliensi?
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Faktor ini adalah garis tipis yang membedakan satu skenario dengan skenario lain.
Inaya Rakhmani, Ariane Utomo, Catherine Phillips dan Diahhadi Setyonaluri, dalam ulasan mereka baru-baru ini di Melbourne Asia Review mengungkapkan wanita dan konektivitas digital menjadi kekuatan pivotal untuk melentingkan risiliensi masyarakat.
Wanita memang sudah lama menjadi faktor penyeimbang.