Terbukti, Jokowi menguasai ruang udara. Gaya kontra normalitas terus dimainkan Jokowi, meski itu dianggap kampungan dan menabrak etika. Tapi, justru itu yang memancing perhatian publik dan menjadi menu sedap bagi buzzer untuk menggorengnya. Hasilnya? Jokowi selalu populer.
Ketiga, sebagai penguasa, Jokowi berikan jabatan dan logistik yang cukup besar untuk partai-partai politik, sekaligus menyandera ketua umumnya dengan berbagai kasus hukum. Mbalelo, ketum partai langsung diciduk atau diminta mundur.
Baca Juga:
Didit Kunjungi Kediaman Megawati, Jokowi Makin Ketar Ketir
Dengan menguasai partai-partai politik, Jokowi leluasa mengatur anggota DPR. Semua UU yang diinginkan Jokowi, sukses di DPR. Termasuk UU Minerba, UU Omnibus Law dan revisi UU KPK. Tak ada hambatan, apalagi perlawanan. DPR RI: sami'na wa atha'na kepada Jokowi.
Keempat, Jokowi angkat para pejabat tinggi negara, termasuk di institusi hukum dari orang-orang yang tidak pernah berani membayangkan akan jadi pejabat tinggi negara.
Jabatan mereka jauh melampaui ekspektasi hidup mereka. Mereka menjadi orang-orang yang die hard kepada Jokowi. "Tanpa Jokowi, saya tidak akan sampai pada posisi ini", begitu kira-kira apa yang ada di kepala mereka.
Baca Juga:
Luhut Sebut Jokowi Tak Pernah Langgar Konstitusi, Tom Pasaribu: Mari Kita Uji!
Kelima, Jokowi siapkan ormas dan kelompok massa yang kuat untuk menghadapi setiap perlawanan dari oposisi. Tak ubahnya "body guard" yang setia membela Jokowi dalam keadaan apapun. Anda pasti sudah bisa menebak ormas apa dan kelompok mana yang selama ini dipakai Jokowi. Setelah Jokowi lengser, kontrak selesai dan logistik pun berhenti.
Keenam, Jokowi kuasai institusi hukum untuk mengendalikan setiap kasus. Dengan strategi ini, Jokowi kasuskan banyak tokoh yang dianggap mengganggunya.
Di masa Jokowi, berapa banyak tokoh yang dipenjara dengan dakwaan UU ITE yang sejak awal sudah disiapkan Jokowi untuk membidik oposisi yang terlalu kritis. Sebagian tersangka ada yang meninggal di penjara. Sebagian lagi, ada yang dibantai di luar penjara. Kasus Km 50, meski sudah diratakan lokasinya, tapi jejaknya selalu akan menjadi sejarah bangsa ini.