Di samping itu dia menjelaskan durasi lidah api Matahari untuk sampai Bumi.
Dengan jarak rata-rata Bumi-Matahari 150 juta kilometer, jika asumsi kecepatan minimum 600 km/detik dan kecepatan maksimumnya 2000 km/detik, prominensa bisa sampai ke Bumi antara 21 jam sampai 3 hari.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Fenomena lidah api Matahari akan dirasakan semua negara berpotensi terdampak fenomena lidah Matahari, termasuk Indonesia.
"Semua negara berpotensi (terdampak), termasuk juga Indonesia," katanya.
Meski demikian, kata Andi, warga Bumi dilindungi magnetosfer atau medan magnet raksasa yang melingkupi bumi.
Baca Juga:
Mengungkap Rahasia Alam: Gempa Bumi Ternyata Kunci Pembentukan Bongkahan Emas
Ia menjelaskan jika magnetosfer terkena prominensa maupun badai matahari, akan terdorong di sisi Bumi siang hari, dan disalurkan ke wilayah kutub.
Sehingga, dampak dari lidah Matahari maupun badai Matahari ini dapat sedikit berkurang, meskipun masih dapat dirasakan.
"Residunya diteruskan ke bagian malam berupa ekor magnetik yang panjang yang disebut juga magnetotail," tutup Andi. [bay]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.