Jejak badai matahari diketahui dari isotop radioaktif yang terekam di inti es.
Isotop radioaktif itu terbentuk ketika partikel lontaran matahari menabrak elemen-elemen di atmosfer Bumi.
Baca Juga:
Sedikitnya 9 Orang Tewas Akibat Terjangan Badai di Australia
Sampel inti es yang diambil dari Greenland dan Antarktika menunjukkan kenaikan drastis elemen radionuclides beryllium-10 dan chlorine-36 sekitar 9.200 tahun lalu.
Artinya, suatu badai matahari dahsyat menghantam Bumi waktu itu.
“Badai besar ini saat ini tidak dimasukkan secara cukup ke dalam asesmen risiko,” kata Raimund Mushceler, geolog Universitas Lund Swedia sekaligus salah satu penulis studi tersebut.
Baca Juga:
Taiwan Bakal Diterjang Topan Koinu dalam Beberapa Hari Ke Depan
“Sangat penting untuk menganalisis apa yang bisa disebabkan kejadian ini terhadap teknologi masa kini dan bagaimana kita bisa melindungi diri,” imbuhnya.
Badai matahari 9.200 tahun lalu diperkirakan sekuat badai matahari terdahsyat yang pernah terekam, peristiwa yang terjadi ketika puncak aktivitas magnetik matahari pada 775 dan 774 SM.
Para peneliti pun menyebut, pemeriksaan terhadap jejak badai matahari kuno di inti es atau lingkar pohon penting untuk mengetahui lebih jauh tentang siklus 11 tahunan matahari dan kaitannya dengan badai ekstrem. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.