WahanaNews.co, Jakarta - Kaspersky, perusahaan global cybersecurity, merilis rekayasa sosial apa saja yang biasa digunakan oleh penjahat siber untuk menyerang perusahaan.
Melansir dari CNBC Indonesia, Jumat (18/8/2023), rekayasa sosial masih menjadi cara penjahat siber untuk mengelabui korbannya. Caranya beragam mulai dari trik klasik hingga tren baru.
Baca Juga:
Kepala BSSN Ungkap Sepanjang 2022 Ransomware Dominasi Serangan Siber di RI
Di antaranya varian penipuan yang melibatkan panggilan dan email dari dukungan teknis palsu, serangan lewat email bisnis, hingga permintaan data dari lembaga penegak hukum palsu. Berikut selengkapnya:
Mengaku dari Dukungan Teknis
Skema klasik rekayasa sosial yang sering dilakukan adalah panggilan ke karyawan perusahaan yang mengaku dari dukungan teknik (technical support).
Baca Juga:
Data 200 Juta Pengguna Bocor, Begini Kata Twitter
Peretas biasanya akan menelepon pada akhir pekan dan mengaku bahwa mereka berasal dari layanan dukungan teknis perusahaan dan telah mendeteksi aktivitas aneh di komputer kerja. Kemudian meminta Anda untuk segera datang ke kantor.
Kemudian petugas palsu ini akan menawarkan untuk menyelesaikan masalah dari jarak jauh. Tetapi untuk melakukan ini, mereka memerlukan kredensial login karyawan.
Namun ada variasi dalam skema tersebut yang bergeser ketika karyawan bekerja dari jarak jauh selama pandemi.