WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merancang pemasangan layar yang menayangkan informasi cuaca untuk mengantisipasi terjadinya gempa dan bencana lainnya di lokasi pertemuan KTT G20 di Bali.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan layar informasi bakal memuat cuaca penerbangan dan informasi gempa bumi.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
“Kita buat link khusus untuk itu. Jadi, siapapun dapat menggunakan, kita juga akan pasang display," kata Nyoman Gede Wiryajaya. Menjelang KTT G20 Gede Wiryajaya mengatakan titik pemasangan tayangan informasi cuaca rencananya dipasang di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), lokasi-lokasi pelaksanaan G20 di kawasan Nusa Dua, serta hotel tempat delegasi dan pimpinan tertinggi menginap.
Namun, untuk pemasangan di hotel masih menunggu izin. “Kalau diizinkan kita langsung pasang display sehingga tamu bisa melihat informasi cuaca, apalagi Bali sudah memasuki musim hujan," ujarnya.
BMKG bekerja sama dengan BPBD Bali juga akan memasang rambu-rambu dan sarana mitigasi. Persiapan lainnya seperti jalur-jalur aman ketika peserta pada puncak G20 hadir juga telah ditentukan. Fokusnya ada di beberapa lokasi, seperti Bandara Gusti Ngurah Rai, pelabuhan maupun di hotel tempat para tamu undangan menginap.
Baca Juga:
Nusa Dua Bali Jadi Tuan Rumah General Annual Meeting FISUEL Tahun 2017, ALPERKLINAS Hadir sebagai Salah Satu Peserta dari Indonesia
“Kemarin BMKG menyiapkan jalur aman di bandara bersama dengan BPBD dan komunitas bandara," jelasnya.
Jalur-jalur evakuasi dan tempat aman sementara yang dibuat pihaknya menjadi upaya antisipasi dari kemungkinan terburuk gempa bumi magnitudo 8,5 yang dapat membangkitkan gelombang tsunami.
"Kalaupun di bawah itu (magnitudo 8,5), kita lebih aman dan lebih siap, tetapi ini bisa terjadi bisa tidak. Ini kita menyiapkan diri bersama BNPB, jadi semua TNI/Polri kita ajak persiapan kalau terjadi, tapi semoga tidak terjadi," ucap Gede Wiryajaya.
Gede Wiryajaya mengatakan sistem peringatan dini sebelumnya telah dibuat terkait dengan peta ekstrem bernama Tsunami Early System.
"Sampai sekarang masih jalan, kalau ada cuaca ekstrem hujan lebat kita sudah sebarkan baik lewat media sosial dan Tsunami Early System itu juga kita berikan pada tempat yang berlokasi menunjukkan tsunami. Jadi, peringatan dini ini kita sudah persiapkan semuanya," paparnya. [qnt]