Ketika lempeng samudra yang menghunjam ke bawah lempeng benua membentuk tegangan di bagian kontak antarlempeng, lalu bergeser secara tiba-tiba, gempa pun akan timbul.
“Saat timbul gempa, lempeng benua yang ada di atas lempeng samudra akan terdorong naik atau thrusting,” terang Daryono.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Meski megathrust itu sendiri bukan gempa, lokasinya bisa menjadi sumber gempa jika lempeng-lempengnya bergerak. Dan perlu dicatat, gempa di kawasan megathrust juga tidak selalu gempa besar.
Kemudian, dikutip dari EOS Science News by American Geophysical Union, gempa megathrust adalah pecahnya batas lempeng yang terjadi di bidang kontak dua lempeng tektonik, yang bertemu di zona subduksi.
Karena gerakan relatif lempeng itu tak terbendung, tekanan terakumulasi di area dua lempeng tersebut saling terkunci. Pada akhirnya, hal itu pun dilepaskan melalui gempa megathrust.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Sumber gempa megathrust sendiri biasanya ada di bawah laut, sehingga sulit mengamatinya dengan rinci menggunakan pengukuran seismik, geodesi, dan geologis. Megathrust juga berpotensi menimbulkan tsunami yang memporakporandakan, sebab ada pergerakan besar vertikal dasar laut selama gempa. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.