WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langit malam pertengahan April 2025 akan dihiasi oleh momen langka yang selalu dinanti para pengamat langit: hadirnya Bulan Purnama yang dikenal dengan nama "Pink Moon".
Meski namanya terdengar seperti fenomena astronomi yang penuh warna, kenyataannya tidak sespektakuler namanya—tetapi tetap saja menyimpan keindahan dan kisah menarik di baliknya.
Baca Juga:
Fenomena Hunter Moon Hadir di Langit Indonesia, Siap-siap Lihat Bulan Terbesar Tahun Ini!
Pada hari ini, Sabtu (12/4/2025), masyarakat di Amerika Serikat yang menengadah ke arah timur saat matahari tenggelam akan dapat menyaksikan purnama ini muncul perlahan.
Pink Moon adalah Bulan Purnama yang terjadi ketika posisi Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, memungkinkan wajah Bulan terlihat utuh dan terang dari permukaan Bumi.
Meski disebut "Pink Moon", purnama ini bukan berarti berwarna merah muda. Dalam beberapa kondisi, cahaya Bulan memang bisa tampak kemerahan atau jingga untuk waktu singkat, tergantung pada atmosfer di sekitarnya.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Namun, nama "Pink Moon" sebenarnya bukan berasal dari warna Bulan itu sendiri, melainkan terinspirasi dari bunga musim semi bernama Phlox subulata—biasa disebut lumut merah muda—yang bermekaran di wilayah timur Amerika Utara saat waktu purnama ini tiba.
Penamaan ini dikutip dari Almanac, sumber tradisional penanggalan dan cuaca.
Selain sebagai Pink Moon, fenomena ini juga dikenal dengan sebutan Bulan Paskah, karena digunakan sebagai patokan dalam menentukan tanggal perayaan Paskah setiap tahunnya.