Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Atmospheric Sciences oleh Profesor Gaopeng Lu dan timnya dari Universitas Sains dan Teknologi China mengungkap bahwa petir merah ini dipicu oleh sambaran petir positif dari awan ke tanah dengan arus puncak tinggi. 							
						
							
							
								Sambaran tersebut terjadi dalam sistem konvektif mesoskala yang sangat besar, mencakup wilayah seluas 77.220 mil persegi di Asia Selatan, mulai dari Dataran Ganges hingga kaki Pegunungan Himalaya.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										10 Puncak Legendaris Dunia: Megah, Berbahaya, dan Menguji Nyali Pendaki
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Karena keterbatasan pencatatan waktu di lokasi kejadian, para peneliti menggunakan metode inovatif berupa sinkronisasi waktu video melalui lintasan satelit dan analisis medan bintang. 							
						
							
							
								Teknik ini memungkinkan mereka untuk mengamati secara lebih mendetail fenomena petir merah yang kompleks dan jarang terjadi ini.							
						
							
							
								Badai Listrik di Himalaya							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Usai Hujan Lebat Terjadi Banjir Bandang dan Tanah Longsor Tewaskan 60 Orang
									
									
										
									
								
							
							
								“Peristiwa ini benar-benar luar biasa,” ujar Profesor Gaopeng Lu.							
						
							
							
								“Dengan meneliti pelepasan petir induk, kami menemukan bahwa sprite ini dipicu oleh sambaran petir positif dari awan ke tanah yang memiliki arus puncak tinggi dalam sistem konvektif berskala besar,” jelasnya.							
						
							
							
								Menurutnya, badai petir di kawasan Himalaya memiliki potensi menghasilkan pelepasan listrik atmosfer atas yang paling kompleks dan intens di dunia.