WahanaNews.co, Jakarta - Teknologi kendaraan modern tanpa kunci fisik atau keyless tampaknya lebih rentan terhadap tindakan pencurian.
Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh Observer, industri otomotif disebut telah mengabaikan peringatan terkait kondisi kemananan itu selama lebih dari satu dekade.
Baca Juga:
Kasus Korupsi BJB, KPK Geledah 2 Rumah Tersangka Sita 3 Mobil dan 1 Motor
Peneliti dalam bidang hukum dan komputer menyatakan bahwa kendaraan keyless dan perangkat lunak mobil modern rentan terhadap serangan karena kurangnya sistem keamanan yang memadai.
Laporan yang disusun oleh peneliti pada tahun 2011 dari Universitas California dan Universitas Washington menyoroti risiko potensial serangan terhadap perangkat lunak mobil modern.
"(Mengarahkan) unit telematika mobil yang telah disusupi untuk membuka kunci pintu [dan] menyalakan mesin," demikian laporan tersebut, seperti dikutip The Guardian, Minggu (25/2/2024).
Baca Juga:
Pajero Ugal-ugalan di Ancol, Polisi Lakukan Penyelidikan
Sebuah artikel yang ditulis oleh Stephen Mason, seorang pengacara yang berspesialisasi dalam bukti elektronik dan intersepsi komunikasi, dalam Computer Law and Security Review pada April 2012, memperingatkan bahwa sistem keyless dapat dirusak.
Kecuali produsen mobil memperbaiki desainnya, mobil akan menjadi target pencurian tanpa perlu mengakses secara paksa.
"Ada kurangnya perhatian dan pengetahuan di dalam industri otomotif, yang tidak bersedia mengeluarkan biaya untuk keamanan yang memadai. Saat ini, kita memiliki mobil modern dengan teknologi terkini, namun pemiliknya harus memasang kunci kemudi model lama untuk melindunginya dari pencurian," ujar sumber.