Peralatan "pintar" dijual secara online dengan harga hingga 5.000 pounds (Rp98,8 juta), memungkinkan pencuri meretas sistem komputer kendaraan dan memprogram kunci baru.
Sementara polisi yang menghadapi serangkaian kasus pencurian mobil tanpa kunci di berbagai lingkungan sekarang mampu menyelesaikan beberapa kasus dalam waktu kurang dari 24 jam, bahkan ketika tersedia rekaman CCTV.
Baca Juga:
Kasus Bocah 3 Tahun Terlindas Mobil di Ciputat Naik Penyidikan
"Industri otomotif terbukti lengah karena mereka sudah diingatkan sejak awal munculnya teknologi baru ini. Situasinya bisa dikatakan sebagai bencana di mana pemilik mobil tidak dapat mengasuransikan kendaraan mereka atau dihadapkan pada premi yang sangat tinggi," ungkap pengacara otomotif Nick Freeman.
Jaguar Land Rover, sebagai respons terhadap seringnya mobil mereka dicuri antara tahun 2018 dan 2022, mengumumkan investasi sebesar 10 juta pounds (sekitar Rp197,7 miliar) pada bulan November tahun lalu untuk meningkatkan keamanan model mereka.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Observer mengungkapkan bahwa kendaraan lain juga memiliki celah keamanan serupa.
Baca Juga:
Terparkir Bertahun-tahun, KPK Klaim Temukan Mobil Harun Masiku
Hyundai, misalnya, mengkonfirmasi pada akhir pekan ini bahwa mereka sedang bekerja "sebagai prioritas" untuk mencegah serangan terhadap mobil mereka oleh para penjahat yang menggunakan perangkat ilegal untuk mengesampingkan sistem penguncian pintar.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.