WahanaNews.co, Deniliquin - Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas New South Wales (UNSW) telah mengidentifikasi keberadaan sebuah kawah yang dianggap sebagai bukti dari dampak tabrakan asteroid yang mengenai Bumi.
Kawah ini terletak dekat dengan kota Deniliquin, Australia, dan menjadi kawah terbesar yang pernah ditemukan di seluruh dunia.
Baca Juga:
Lebih Horor Dibanding Ramalan Baba Vanga, Ini Prediksi NASA di Tahun 2024
Dalam hasil temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Tectonophysics, para peneliti meyakini bahwa kawah yang mereka temukan merupakan akibat dari tumbukan asteroid terbesar yang pernah terjadi di dunia. Kawah ini diberi nama kawah Deniliquin.
Asisten profesor dari UNSW, Andrew Glikson, menjelaskan bahwa kawah ini memiliki ukuran yang sangat besar, mencapai sekitar 520 kilometer.
Ukuran ini hampir dua kali lipat lebih besar daripada kawah terbesar yang pernah ditemukan sebelumnya, yaitu struktur Vredefort di Afrika Selatan dengan diameter sekitar 300 kilometer.
Baca Juga:
NASA Tangkap Sinyal Laser Pada Jarak 16 Juta Km dari Bumi
Glikson juga menyatakan bahwa dampak yang menyebabkan terbentuknya kawah ini kemungkinan terjadi pada periode kepunahan massal Ordovisium Akhir.
"Terutama, saya berpendapat bahwa ini mungkin telah memicu peristiwa yang dikenal sebagai fase glasiasi Hirnantian, yang terjadi dalam rentang waktu antara 445,2 hingga 433,8 juta tahun yang lalu," tulisnya seperti yang dilaporkan dalam laman Popular Mechanics.
"Peristiwa glasiasi besar dan kepunahan massal ini memusnahkan sekitar 85 persen spesies di planet ini," imbuhnya.
Menurut pakar, tabrakan asteroid yang sangat besar dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan di Bumi.
Bahkan dampaknya tidak hanya mengirimkan gelombang kehancuran yang sangat besar, namun juga tumpukan puing-puing. Selain itu, kebisingan atmosfer yang diakibatkannya juga meredupkan intensitas Matahari dan memicu peristiwa pendinginan.
Selama waktu yang cukup lama, para ilmuwan telah berupaya memahami struktur geofisika dari material yang terlempar dari kawah saat terjadinya tumbukan asteroid. Mereka telah melakukan penelitian pada lapisan-lapisan yang disebut sebagai "dampak ejecta" di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Pada tahun 1995, seorang rekan dari Andrew Glikson, yaitu Tony Yeates, mengusulkan bahwa pola magnetik yang ada di New South Wales mungkin mengindikasikan adanya struktur bekas tumbukan asteroid yang sangat besar, meskipun terkubur di dalam tanah.
Dengan menganalisis data geofisika terbaru yang dikumpulkan di wilayah tersebut antara tahun 2015 dan 2020, Andrew Glikson berhasil mengkonfirmasi keberadaan struktur bekas tumbukan asteroid tersebut. Ia menyebutnya sebagai struktur Deniliquin dan mengidentifikasi adanya kubah seismik di tengahnya.
Untuk mendukung klaimnya, Glikson merujuk pada sejumlah fenomena fisik yang mengindikasikan keberadaan struktur tersebut. Beberapa dari fenomena ini meliputi:
-Pola riak yang simetris, yang diakibatkan oleh suhu tinggi akibat tumbukan asteroid.
-Adanya zona magnetik yang rendah yang terletak di tengah kawah, yang terkait dengan deformasi kubah mantel bumi.
-Patahan radial yang menjauh dari pusat, yang diyakini sebagai ciri khas dari struktur bekas tumbukan asteroid yang besar.
Penelitian ini menyatakan bahwa penghapusan pusat batuan yang memiliki sudut telah terjadi karena proses erosi yang berlangsung selama bertahun-tahun. Menurut mereka, interpretasi mengenai karakteristik kawah Deniliquin tidak sesuai dengan pola struktural di sekitarnya.
"Sebagian besar bukti mengenai dampak asteroid di Deniliquin didasarkan pada data geofisika yang diperoleh dari permukaan bumi. Untuk memastikan bahwa dampak ini benar-benar terjadi, diperlukan bukti fisik mengenai efek benturan tersebut, yang hanya dapat diperoleh melalui pengeboran mendalam ke dalam struktur tersebut," ungkap Glikson.
Dengan tidak ada rencana untuk melaksanakan operasi pengeboran dalam skala besar, para peneliti harus mengaitkan temuan mengenai kawah Deniliquin dengan kemungkinan-kemungkinan dampak dari asteroid yang sangat besar serta akibat yang mungkin timbul akibat tumbukan tersebut.
Jika benar demikian, maka asteroid yang terlibat dalam peristiwa ini diperkirakan memiliki ukuran yang sangat besar.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]