Penentuan biokimia entitas asing merupakan tantangan besar. Meskipun relatif mudah untuk mengidentifikasi tanda-tanda biomolekul kehidupan di Bumi, ilmuwan tidak bisa mengasumsikan bahwa kehidupan di luar Bumi akan menggunakan komponen seperti DNA, asam amino, dan sejenisnya.
Hazen menjelaskan, "Metode kami mencari pola distribusi molekuler yang muncul sebagai respons terhadap kebutuhan kehidupan akan molekul yang berfungsi."
Baca Juga:
Baru-baru Ini Jasad Alien Betina Muncul di Meksiko, Ilmuwan Angkat Suara
Para ilmuwan telah mengamati bahwa dengan mencampur berbagai bahan kimia dan mengpaparkannya pada kondisi yang menyerupai laut purba, mereka dapat menghasilkan molekul organik seperti asam amino, yang merupakan bahan dasar untuk pembentukan protein yang sangat penting dalam kehidupan.
Mereka juga telah menemukan bukti adanya unsur-unsur ini pada meteor dan bahkan asteroid yang berada jauh di luar angkasa.
Namun, untuk membuktikan bahwa mereka telah menemukan kehidupan di luar Bumi, para peneliti harus dapat menjawab pertanyaan mendasar, yaitu: Bagaimana kita bisa memastikan bahwa objek yang kita temukan adalah hasil dari kehidupan atau terbentuk secara kebetulan melalui proses kimia di luar angkasa?
Baca Juga:
Profesor Avi Loeb dari Harvard Janji Bakal Ungkap Jejak Alien Bulan Depan
Karena molekul organik cenderung terdegradasi seiring berjalannya waktu, menjawab pertanyaan ini dengan kepastian merupakan tugas yang rumit bagi manusia. Oleh karena itu, peneliti telah mulai mengembangkan algoritma pembelajaran mesin untuk membantu menjawabnya.
Melansir Live Science, para ilmuwan memulai dengan menerapkan metode yang telah digunakan pada pesawat ruang angkasa NASA, yaitu pirolisis, yang merupakan proses pemanasan sampel tanpa udara untuk memisahkannya menjadi gas dan biochar.
Bagian dari sampel yang terurai kemudian disusun kembali menggunakan teknik yang disebut kromatografi, sebelum atom-atomnya diubah menjadi data melalui spektroskopi massa.