Beberapa jenis alga, seperti spirulina yang tumbuh di instalasi pengolahan air tawar, digunakan dalam suplemen kesehatan dan produk kosmetik.
Ke depannya, mikroalga berpotensi menjadi bahan baku yang berkelanjutan untuk produksi biofuel dan senyawa kimia alami, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Namun, yang paling menonjol adalah potensi besar mikroalga dalam mengatasi masalah pemanasan global yang sedang terjadi di seluruh dunia.
Alga membantu mengubah CO2 menjadi karbon yang berguna untuk manusia, terutama melalui produksi jamur.
Hubungan simbiosis antara alga dan jamur dapat ditemukan pada lumut kerak yang merupakan organisme gabungan, sebagian alga dan sebagian jamur.
Baca Juga:
Peneliti Sebut Kemiskinan dan Polusi Punya Dampak Buruk Buat Otak
Di laboratorium Balan, para peneliti mencoba meniru bagaimana lumut tumbuh di alam.
“Alga menghasilkan oksigen, dan jamur menstabilkan CO2 dan menghasilkan oksigen,” jelas Balan.
Sebagian besar makanan yang terdiri dari alga dan jamur dapat diubah menjadi produk makanan sehat.