WAHANANEWS.CO, Jakarta - Super Blue Moon merupakan peristiwa astronomi yang langka dan memukau.
Super Blue Moon menggabungkan dua momen istimewa: Supermoon, ketika Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga tampak lebih besar dan lebih terang, dan Blue Moon, yang terjadi ketika ada dua purnama dalam satu bulan kalender atau empat purnama dalam satu musim astronomi.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Keunikan ini jarang terjadi, sehingga memicu rasa kagum dan penasaran, membuat banyak orang ingin menyaksikan dan mengabadikan momen indah ini sebagai pengalaman yang istimewa dan langka.
NASA mengeluarkan pernyataan bahwa Super Blue Moon akan muncul malam ini, Senin (19/8/2024), dan menjadi fenomena langka yang jarang terlihat di langit.
Menurut CBS News, puncak iluminasi Super Blue Moon ini akan terjadi pada Selasa (20/8/2024), pukul 01.25 WIB.
Baca Juga:
Meski Rapuh, NASA Sebut Bulan Ternyata Punya Atmosfer
Apakah fenomena ini dapat terlihat dari Indonesia?
Menurut Thomas Djamaluddin, ahli astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Super Blue Moon dapat disaksikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Supermoon terjadi ketika Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi, sehingga terlihat lebih besar," kata Thomas, melansir Kompas.com, Senin (19/8/2024).
Sementara itu, blue moon adalah purnama yang jarang terjadi, biasanya saat ada dua purnama dalam satu bulan atau empat purnama dalam satu musim astronomi.
Dalam musim astronomi yang berlangsung dari 21 Juni hingga 23 September 2024, akan ada empat purnama yang tampak pada 21 Juni, 21 Juli, 19 Agustus, dan 17 September 2024.
Benarkah Bulan Terlihat Biru?
Marufin Sudibyo, seorang astronom amatir Indonesia, menjelaskan bahwa Super Blue Moon bukanlah istilah resmi dalam astronomi.
Istilah ini populer di Amerika Serikat karena tradisi dan sejarah terkait Bulan purnama yang dikaitkan dengan musim dan pertanian sebelum abad ke-20.
Dalam istilah astronomi, fenomena ini disebut sebagai Bulan purnama perigean, yaitu purnama yang terjadi ketika Bulan berada dekat dengan titik perigee, atau jarak terdekat dengan Bumi.
Meskipun begitu, penampakan Bulan di langit tetap akan berwarna kuning, bukan biru.
Kapan Bisa Dilihat?
Marufin menambahkan bahwa purnama diperkirakan akan terjadi pada Selasa (20/8/2024), pukul 01.25 WIB, sedangkan perigean Bulan akan terjadi pada Rabu (21/8/2024), pukul 12.06 WIB, dengan jarak Bumi ke Bulan sekitar 360.200 kilometer.
Selisih waktu antara perigean dan purnama ini hanya 34 jam, sehingga fenomena ini disebut sebagai Bulan purnama perigean.
Fenomena ini dapat dilihat di Indonesia pada malam hari, dan masyarakat dapat menikmatinya langsung dengan mata telanjang tanpa alat bantu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]