WahanaNews.co | Jepang sempat memantau ada tidaknya pengaruh erupsi gunung Semeru terkait potensi tsunami di wilayahnya. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pun buka suara.
"Itu sebenarnya untuk antisipasi aja bahwa gunung api itu dikhawatirkan bisa menimbulan letusan besar, gelombang kejut. Dulu kan yang tahun Januari 2002 itu kan Hunga Tonga itu kan erupsi itu memang gede. Sebenarnya masih di bawah letusan Krakatau 1883. Jepang tampaknya khawatir terjadi gelombang kejut sehingga dia megantisipasi itu," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono saat dihubungi, Minggu (4/12/2022).
Baca Juga:
Sebar Foto Bawa Sajam, Anggota Gengster Tangkis Balik di Jombang Dibekuk
Menurut Daryanto apa yang dilakukan BMKG Jepang tidak salah. Namun dia menilai erupsi Semeru belum sampai menimbulkan tsunami di Jepang.
"Sebetulnya nggak salah. Tapi kan kita tahu ini kan yang ada di erupsi yang terjadi di Semeru APG (Awan Panas Guguran), nah itu masih belum bisa menimbulkan sepertiitu lah," ujarnya.
Daryanto mengatakan erupsi gunung Semeru berjenis APG. Dia menyebut BMKG Jepang juga telah mengeluarkan rilis yang menyampaikan tidak ada tsunami sebagai dampak erupsi Semeru terhadap wilayahnya.
Baca Juga:
Sejumlah Jembatan Putus dan 3 Orang Tewas Akibat Terjangan Lahar Semeru
"Jadi sebenarnya kalau waspada sah-sah saja, kenyataan yang terjadi di gunung ini tuh jenisnya APG sehingga itu kan membuat masyarakat takut. Malah rilis dia terakhir tidak ada dampak," imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang (JMA( menyampaikan tengah menginvestigasi mengenai apakah erupsi Gunung Semeru menimbulkan tsunami di wilayahnya.
Dikutip dari situs Japan Meteorological Agency (JMA), Minggu (4/12/2022), dijelaskan bahwa adanya kemungkinan timbulnya tsunami akibat letusan Gunung Semeru. Namun, ketinggian gelombang yang bisa ditimbulkan tidak diketahui.