Namun, pada 1992, Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) dan Boeing, dalam sebuah studi, menyelidiki penggunaan perangkat elektronik pada interferensi pesawat.
Hasilnya, tim ahli tidak menemukan masalah dengan komputer atau perangkat elektronik pribadi lainnya selama fase penerbangan yang tidak kritis. Sementara, fase penerbangan yang dianggap kritis adalah momen lepas landas dan pendaratan.
Baca Juga:
Dear Traveler! Ini Tips dari Pilot Bagi Kamu yang Takut Terbang
Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) pun saat ini tengah mengupayakan penggunaan seluler di dalam pesawat agar tak mengganggu penerbangan.
Mereka membuat bandwidth frekuensi yang dicadangkan untuk penggunaan yang berbeda, seperti telepon seluler dan navigasi serta komunikasi pesawat.
Pemerintah di seluruh dunia juga mengembangkan strategi dan kebijakan yang sama untuk mencegah masalah interferensi dengan penerbangan. Di Uni Eropa, perangkat elektronik diizinkan untuk tetap menyala sejak 2014.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Lalu kenapa, dengan standar global ini, industri penerbangan masih melarang penggunaan ponsel?
Seperti melansir dari CNNIndonesia, Minggu (9/4/2024) masalahnya terletak pada sesuatu yang mungkin tidak kita duga, yakni gangguan di darat (ground interference).
Jaringan nirkabel dihubungkan oleh serangkaian menara; jaringan bisa menjadi kelebihan beban jika penumpang yang terbang di atas jaringan darat ini semuanya menggunakan ponsel mereka.