WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ledakan kontroversi soal gagang pintu elektrik di mobil kini berubah menjadi peringatan keras setelah sejumlah kecelakaan tragis menewaskan penumpang yang terjebak karena tak bisa keluar dari kendaraan saat tabrakan atau kebakaran, terutama di pasar otomotif Eropa yang tengah berlomba mengadopsi teknologi futuristik tanpa memastikan aspek keselamatan dasar tetap terpenuhi.
Regulator Uni Eropa kini menekan produsen mobil, termasuk Tesla, agar memastikan pintu kendaraan tetap bisa dibuka secara manual dalam kondisi darurat meskipun sistem listrik sepenuhnya gagal.
Baca Juga:
Iran Ubah Teknologi Tesla Jadi Kendaraan Peluncur Rudal, AS Langsung Berang
Otoritas kendaraan Belanda, RDW, yang menangani pemeriksaan dan persetujuan mobil Tesla di kawasan Uni Eropa menyampaikan bahwa Euro NCAP dan UNECE menetapkan isu ini sebagai prioritas utama dan tak ingin ada toleransi terhadap fitur yang berpotensi membahayakan keselamatan penumpang.
Dalam pertemuan terbaru pada Jumat (17/10/2025) seorang pakar dari Jerman menegaskan bahwa sistem pembuka pintu harus tetap bisa diaktifkan setelah kecelakaan, baik dari dalam kendaraan maupun dari sisi luar oleh petugas penyelamat.
“Pintu mobil harus tetap bisa dibuka dari dalam oleh penumpang dan dari luar oleh petugas penyelamat, bahkan saat aliran listrik mati, dan hal ini harus diatur dalam regulasi yang diperbarui,” ujar juru bicara RDW.
Baca Juga:
Trump Pertanyakan Dugaan Penggunaan Narkoba oleh Elon Musk
Kekhawatiran serupa juga datang dari regulator di Korea Selatan, Jerman, dan Belanda yang menyatakan bahwa teknologi pintu elektrik tak boleh menjadi jebakan mematikan ketika kendaraan mengalami tabrakan.
Dewan Keselamatan Transportasi Eropa (ETSC) mengungkapkan bahwa beberapa kasus kematian di kendaraan yang tenggelam di Belanda sudah dikaitkan langsung dengan kegagalan sistem pintu elektrik.
“Ini bukan sekadar teori, orang benar-benar meninggal karena tidak bisa keluar dari mobil, padahal setiap detik sangat berharga,” kata Direktur Eksekutif ETSC, Antonio Avenoso.
Ia mendesak regulasi baru dipercepat karena jutaan kendaraan dengan sistem pintu elektrik masih beroperasi di jalanan Eropa tanpa jaminan mekanisme darurat yang jelas.
Menurutnya penarikan atau recall kendaraan harus dipertimbangkan jika produsen tidak mampu memberi jaminan akses darurat yang dapat diandalkan.
Pada Sabtu (21/9/2025) tiga orang tewas di Jerman setelah Tesla Model S mereka menabrak pembatas jalan dan terbakar dan saksi mata yang mencoba menolong mengaku tidak bisa membuka pintu kendaraan karena sistem tidak merespons.
Insiden lain terjadi di China pada Selasa (8/10/2025) saat seorang pria tewas usai menabrakkan mobil listrik Xiaomi SU7 miliknya dan para saksi mengaku tak mampu membuka pintu mobil meskipun mencoba secara paksa dari sisi luar.
Kasus itu mendorong regulator lokal di China menyusun aturan baru yang bisa saja melarang penggunaan gagang pintu elektrik jenis tertentu yang tidak memiliki fallback manual saat listrik padam.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]