3. Punya Ruang Penyimpanan Udara di Dasarnya
Baca Juga:
Kemendag Gelar Penjajakan Bisnis Produk Kopi di Korea Selatan, Catat Potensi Transaksi Rp27,53 Miliar
Mengutip Insider, perusahaan pengembangan kota terapung Oceanix, dan perusahaan arsitektur Bjarke Ingels Group (BIG) dan Samoo Architects & Engineers, berada di belakang proyek ambisius yang didukung PBB ini.
Proyek kota terapung tersebut sudah diresmikan di Markas Besar PBB pada 26 April lalu, dan diharapkan selesai pada 2025.
“Nantinya, di pulau ini akan tersedia ruang besar di hampir seperti ruang bawah tanah yang sebagian besarnya diisi udara untuk menahan berat bangunan di permukaan,” kata Daniel Sundlin, seorang mitra di BIG, mengatakan kepada Insider.
Baca Juga:
Produk Perikanan Indonesia Raup Potensi Transaksi 38 Miliar di BISFE 2023 Busan
4. Anti Banjir dan Guncangan Ombak
Ruang yang dipenuhi udara tersebut membuat kota itu diklaim anti banjir, “saat air naik maka akan mengapung, pondasinya juga akan beradaptasi dengan ketinggian air,” lanjut Daniel.