Ketertarikan ini berawal dari penemuan hidrogen putih yang tidak disengaja di Mali pada tahun 1987, ketika sebuah sumur air meledak. Sumur tersebut dengan cepat ditutup, tetapi dicabut pada tahun 2011 dan sejak itu telah memproduksi hidrogen untuk membantu menyalakan listrik di desa setempat.
Hidrogen putih telah ditemukan di Amerika Serikat, Australia dan Prancis, tetapi masalahnya adalah menemukan hidrogen dalam jumlah besar.
Baca Juga:
Pesta Raya Flobamoratas, Ajang Festival Mendekatkan Isu Perubahan Iklim kepada Masyarakat Luas
“Kami telah mengetahui bahwa alam menghasilkan hidrogen, tetapi tidak pernah benar-benar dieksplorasi sebagai pilihan untuk produksi energi," kata Frank Zwaan, penulis studi dan ahli geologi di Helmholtz Centre for Geosciences di Jerman, melansir CNN, Senin (24/2).
Menurut Frank, sumber energi lain lebih mudah diakses, tetapi krisis iklim yang semakin parah meningkatkan perlombaan untuk menemukan energi alternatif.
Gas ini terbentuk secara alami melalui banyak proses, termasuk peluruhan radioaktif di kerak Bumi. Namun, tim peneliti berfokus pada "serpentisasi," di mana air berinteraksi dengan batuan kaya besi dari mantel Bumi untuk menghasilkan hidrogen.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Batuan ini biasanya berada jauh di dalam Bumi di mana air tidak tersedia, tapi proses geologi selama jutaan tahun dapat mendorongnya ke permukaan. Hal ini terjadi di bawah lautan saat benua-benua pecah sehingga memungkinkan batuan mantel naik, dan juga saat benua-benua bertabrakan, menutup cekungan samudra dan memaksa batuan mantel naik ke atas.
Para ilmuwan menggunakan pemodelan lempeng tektonik untuk menentukan di mana dan kapan batuan mantel ini digali dan berapa jumlahnya.
Mereka menemukan bahwa beberapa pegunungan tertentu, termasuk Pyrenees, Pegunungan Alpen Eropa, dan beberapa bagian Himlaya, menawarkan kondisi yang baik untuk menghasilkan hidrogen putih, karena terdapat sejumlah besar batuan mantel dengan suhu yang baik, dan patahan yang dalam memungkinkan air bersirkulasi.