Satelit Satria-1 dirakit oleh Thales Alenia Space, sebuah perusahaan antariksa yang beroperasi di Prancis.
Satelit ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX milik Elon Musk untuk mencapai orbit 146 derajat Bujur Timur.
Baca Juga:
Sebelum Beroperasi, BAKTI Kominfo Lanjutkan Optimalisasi Satria-1
Satria memiliki teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS). Tinggi SATRIA-1 sekitar 6,5 meter, bobot 4,5 ton, kapasitas 150 Gbps, dengan masa hidup sampai 15 tahun.
Untuk mendukung pengoperasian satelit Satria-1, sebanyak 11 stasiun Bumi yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dibangun. Stasiun tersebut akan menjadi penghubung komunikasi antara satelit Satria-1 dan teknisi yang ada di Bumi.
Lokasi stasiun Bumi ada di Batam, Cikarang, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Baca Juga:
Pemerintah Hentikan Proyek Satelit HBS Rp5,2 Triliun
Peluncuran satelit ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan terutama infrastruktur digital dan untuk menjangkau layanan pemerintah seperti sekolah, puskesmas, kantor TNI dan Polri, serta berbagai layanan pemerintah yang tidak terjangkau layanan internet dari fiber optic.
Proyek Satelit SATRIA-1 memakai skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan Kominfo berperan sebagai penanggung jawab proyek melalui layanan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.