Mesin tersebut mampu membuat pesawat tempur ini terbang dengan kecepatan 1.100 km/jam dan memiliki jarak jelajah sekitar 1.850 km. Ketinggian maksimal yang mampu dicapai oleh pesawat ini yakni sekitar 16.000 meter.
3. Datang dengan Kepentingan Politik Militer
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Kedatangan Avon Sabre di tubuh militer Indonesia pada dekade 70-an tentu merupakan imbas perpolitikan kawasan pada saat itu.
Dilansir dari situs indomiliter.com, pihak TNI-AU mendapatkan hibah 24 unit Avon Sabre dari Australia dengan syarat harus memensiunkan pesawat bomber TU-16 yang merupakan pembelian dari masa orde lama.
Hal ini mau tidak mau harus diterima oleh TNI karena pada saat itu merawat dan mengoperasikan pesawat bomber TU-16 cukup memberatkan karena kesusahan dalam mendapatkan suku cadang akibat perubahan geopolitik.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Selain itu, CAC Sabre yang dihibahkan oleh pihak militer Australia juga sebelumnya telah dilepas dahulu sistem persenjataan meriam 30 mm yang menjadi persenjataan internalnya.
Dilansir dari aviahistoria.com, pesawat CAC Sabre tersebut datang dengan tidak dilengkapi sistem meriam internal, sehingga pihak TNI-AU melakukan pemasangan sendiri sistem persenjataan tersebut.
CAC Sabre yang dioperasikan oleh militer Indonesia tersebut kemudian dipensiunkan pada dekade 80-an. Beberapa unitnya kini masih dapat ditemui menjadi beberapa monumen dan koleksi di museum. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.