Memiliki Perpaduan Sistem Rudal dan Sayap Udara
Kapal induk dengan desain klasik yakni sky-jump tersebut memiliki kombinasi sistem persenjataan yang merupakan gabungan dari sistem rudal dan kekuatan udara seperti lazimnya kapal induk lain. Kapal induk ini dipersenjatai oleh rudal anti kapal P-700 Granit dan sistem rudal pertahanan udara 3K59 Kinzhal.
Baca Juga:
Mengenal USS Abraham Lincoln, Kapal Induk yang Berjasa dalam Tragedi Tsunami Aceh
Selain itu, kapal ini dilengkapi dengan 8 unit close-in weapon system Kashtan dan 6 unit AK-630 dan beberapa sistem Pantsir-M untuk sistem persenjataan jarak pendek.
Untuk sayap udaranya, kapal ini mampu membawa 30-50 wahana udara seperti jet tempur, helikopter dan drone. Kapal induk ini mampu membawa kombinasi 18 unit jet tempur SU-33, 6 unit jet tempur MiG-29K, 4 unit helikopter Ka-31 dan 2 unit Helikopter Ka-27. Kapal induk ini dioperasikan sekitar 1.600 pelaut.
Sering Mengalami Kecelakaan
Baca Juga:
Berkonsep Mirip NGAD Amerika, Rusia Kembangkan Jet Tempur Generasi ke-6
Kapal induk kebanggaan dan satu-satunya milik Rusia ini seringkali bernasib kurang baik. Sejak pertama kali dioperasikan sejak dekade 90-an, kapal ini sudah mengalami beberapa kali masuk galangan untuk proses perbaikan dan perawatan.
Pada tahun 2009, kapal ini mengalami kebakaran saat berada di Turki dan mengakibatkan kematian 1 orang awaknya. Kapal ini kemudian masuk ke galangan pad tahun 2010 untuk menjalani perawatan dan modernisasi.
Di tahun 2017 kapal ini juga diberitakan kembali memasuki galangan untuk peningkatan dan modernisasi. dilansir dari kanal militer sofrep.com, kapal ini direncanakan akan kembali berdinas pada 2020 atau 2021, akan tetapi pada tahun 2018 kapal tersebut mengalami musibah hebat yakni runtuhnya sistem crane yang berada di drydock PD-50 yang merupakan dok apung terbesar di Rusia.