Contoh konkretnya adalah gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2018.
Dwikorita menjelaskan bahwa sejak tahun 2009, BMKG telah mendampingi pemerintah daerah, perguruan tinggi, sekolah, dan LSM di sana untuk mempersiapkan diri menghadapi Patahan Palu Koro.
Baca Juga:
BMKG: Hari Raya Idulfitri, Waspada Hujan Lebat di Dua Hari Lebaran
"Semuanya sudah dipersiapkan, tata ruang dijalankan dengan baik. Saat semua siap, tidak ada gempa dan tsunami," katanya. "Namun, setelah pergantian pemerintah daerah, persiapan tersebut tidak diteruskan, dan akhirnya bencana itu terjadi."
Pada saat itu, tsunami setinggi 4 hingga 7 meter menghantam Palu, Donggala, dan Mamuju.
Selain itu, terjadi likuefaksi yang menyebabkan pergerakan tanah. Jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami tersebut mencapai lebih dari 4.000 jiwa.
Baca Juga:
BMKG Peringatkan Ancaman Gelombang Tinggi di Perairan Banggai Saat Mudik Lebaran
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.