"Yang tampil di televisi, setiap capres menjawab pertanyaan selesai dua menit. Di belakang layar, kita para panelis mengobrol, menilai jawaban-jawaban dari capres tersebut. Oke, bagus nih jawabannya, capresnya mengerti. Kira-kira begitu intinya," kata Onno.
Lebih lanjut dia menceritakan, dari pengalamannya berdiskusi dengan panelis lain perihal jawaban dari capres, Onno mengungkapkan ada beberapa kriteria yang membuat seorang capres dinilai baik.
Baca Juga:
Ternyata Tanda-tanda Seorang Psikopat Bisa Dikenali Sejak Usia Dini
"Kira-kira capres yang baik, kriteria capres yang baik, biasanya mereka menguasai lapangan. Jadi dalam dua menit itu dia langsung bisa bereaksi dengan kondisi lapangan dan bisa mengeluarkan langkah taktis untuk bisa menjawab pertanyaan,” ungkapnya.
“Kalau yang tahu kondisi lapangan dia akan kasih contoh, bukan hanya melempar isu. Kita para panelis akan lebih menghargai mereka yang memberikan contoh pengalaman lapangannya. Kalau cuma bereaksi dari sisi isu bahwa 'Oke topik ini isunya ini, ini kita harus menyelesaikan begini-begini,' tapi tidak ada contoh lapangannya itu biasanya nilainya akan lebih di bawah. Tapi jujur menjawab pertanyaan hanya dalam dua menit itu enggak gampang sih," tambahnya.
Sebagai informasi, pria kelahiran Bandung, 17 Agustus 1962, ini dikenal sebagai pelopor dunia IT di Indonesia. Selain pakar, Onno juga dikenal sebagai penulis, pendidik, dan pembicara seminar.
Baca Juga:
Jadi Panelis Saat Diskusi Panel, GM Obor Mas Gambarkan Peran Koperasi dalam Penyaluran KUR
Karya inovatifnya ialah Wajanbolic, sebagai upaya koneksi internet murah tanpa kabel dan RT/RW-Net sebagai jaringan komputer swadaya masyarakat untuk menyebarkan internet murah, serta penerapan Open BTS.
Onno juga aktif dalam berbagai proyek penting terkait pengembangan internet dan jaringan pendidikan di Indonesia.
Onno merupakan lulusan ITB jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981. Ia lulus dengan predikat wisudawan terbaik. Pada 1989, ia melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME.