WahanaNews.co | Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan teknologi Open RAN (Radio Access Network) bisa membantu memperluas jaringan seluler di Indonesia.
"Open RAN menjadi salah satu jawaban. Konsep Open RAN memberikan efisiensi biaya, baik untuk belanja modal maupun biaya operasional," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, dalam sebuah webinar, Rabu (3/2).
Baca Juga:
Begini cara Untuk Menyembunyikan Konten Pribadi di Ponsel
Open Radio Acces Network merupakan salah satu teknologi yang banyak dilirik untuk mengatasi permintaan jaringan seluler yang semakin meningkat. RAN menghubungkan perangkat, misalnya ponsel atau komputer, ke jaringan.
Pada RAN tradisional, perangkat keras dan perangkat lunak merupakan satu kesatuan, berasal dari satu perusahaan yang sama. Sementara pada Open RAN, perangkat lunak bisa berasal dari pembuat yang berbeda dengan perangkat keras.
Ketika menggunakan teknologi Open RAN, operator seluler bisa menggabungkan perangkat radio dan perangkat lunak dari merk yang berbeda. Teknologi ini, kata Ismail, bisa membuat operator seluler memberikan kualitas layanan yang sama kepada pelanggannya.
Baca Juga:
UNESCO Puji Transformasi Digital Pendidikan Indonesia, Sebut Jadi Inspirasi Dunia
Kominfo mengutip riset Deloitte pada 2021, implementasi Open RAN menjanjikan penghematan belanja modal antara 40 persen sampai 50 persen, sementara biaya operasional bisa hemat sekitar 31 persen sampai 35 persen.
Efisiensi ini akan memberikan peluang bagi operator seluler untuk menggelar jaringan seluler lebih luas lagi. Ketika jaringan telekomunikasi semakin meluas, tentu akan berpengaruh terhadap transformasi digital. Teknologi Open RAN menawarkan keluwesan dan bisa ditingkatkan, baik dari segi desain maupun produksi. "Open RAN juga memicu industri lokal untuk meningkatkan dan mendorong partisipasi menggelar jaringan di Indonesia," kata Ismail.
Pemerintah, melalui Kementerian Kominfo sedang memperluas pembangunan infrastruktur telekomunikasi, khususnya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal. Pembangunan infrastruktur berupa menara base transceiver station (BTS) ditargetkan selesai pada 2022.Tahun ini, Kominfo berencana membangun menara BTS di 3.704 titik. [qnt]