"Tetapi karena di Indonesia itu perusahaan manufaktur masih belum ada, jadi saya merasa lebih pengin untuk mengisi kekosongan di industri saja," kata dia.
Meski demikian, dia mengakui jika hal itu membuatnya menemui beragan tantangan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pencarian talent yang sepenuhnya memahami untuk membantunya memproduksi inverter pun masih sulit dilakukan.
Di sisi lain, Laskar pun merasa belum memiliki skill di bidang pemasaran.
Sebab, dia terbiasa menggeluti aspek teknis dalam riset dan pengembangan produk.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dia menjelaskan, produk yang ia tawarkan ke pasar di Indonesia yaitu integrasi antara inverter dan converter.
Sehingga, user bisa lebih mudah mengaplikasikannya.
Baru-baru ini, produk inverter-nya digunakan dalam peralatan pendukung budi daya ikan air tawar di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Bendo, Bojonegoro, Jawa Timur.