WahanaNews.co, Jakarta - Penjelajah NASA Perseverance telah mengkonfirmasi keberadaan danau purba di Mars.
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada Jumat (26/1/2024), danau tersebut diidentifikasi sebagai Kawah Jerezo (Jerezo Crater).
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Sejumlah data mendukung keberadaan danau prasejarah di planet Mars ini.
Penjelajah yang memiliki roda enam dan seukuran mobil melakukan pemindaian bawah permukaan di dasar kawah, mengungkap pola sedimentasi yang terletak berdekatan.
Suara yang dihasilkan oleh instrumen radar RIMFAX rover memungkinkan para peneliti untuk melihat ke dalam tanah, memberikan gambaran potongan melintang batuan hingga kedalaman 20 meter.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
"[Penampang lapisan] hampir seperti melihat potongan jalan," kata penulis utama studi David Paige, mengutip dari Reuters.
Lapisan-lapisan ini memberikan bukti nyata bahwa sedimen tanah yang terbawa air diendapkan di Kawah Jerezo dan delta-delta dari sungai mengalirinya. Mekanisme ini mirip dengan danau di Bumi.
Temuan pun memperkuat apa yang telah diperkirakan penelitian sebelumnya. Mars yang dingin, gersang, 'mati' dulunya mungkin hangat, basah dan bisa dihuni.
Data dari pengamatan radar oleh penjelajah robot, citra orbital, dan informasi lainnya mendorong para ilmuwan untuk menyusun teori bahwa sebagian Mars pernah memiliki cakupan air.
Adanya kemungkinan bahwa planet ini bisa menjadi tempat bagi kehidupan mikroba juga dipertimbangkan.
Sedimen di Kawah Jerezo diyakini terbentuk sekitar 3 miliar tahun yang lalu. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan keberadaan batuan vulkanik, bukan sedimen, namun kedua penelitian tersebut tidak saling bertentangan.
Batuan vulkanik menunjukkan tanda-tanda perubahan yang disebabkan oleh paparan air.
Pembacaan radar juga menemukan tanda-tanda erosi sebelum dan setelah pembentukan lapisan sedimen. Paige menyatakan bahwa ada keberadaan batuan vulkanik di lokasi pendaratan.
"Berita sebenarnya, saat ini kami telah berkendara ke delta dan kami melihat bukti adanya sedimen danau, yang merupakan salah satu alasan utama kami datang ke lokasi ini. Itulah kisah yang membahagiakan dalam hal ini," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]