Saat itu, luas lapisan es di Puncak Jaya diestimasi sekitar 20 kilometer persegi, atau tepatnya luas gletser saat itu mencapai 19,3 kilometer persegi.
Kemudian dalam 20 tahun terakhir, luas es Puncak Jaya Papua ini terus menipis. Puncak es Papua mencair dan menipis menjadi ~2 km2 pada 2002, ~1.8 km2 pada 2005; ~0.6 km2 pada 2015; ~0.46 km2 pada Maret 2018; dan ~0.34 km2 pada Mei 2020.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Di sisi lain, pengukuran pertama tebal es dilakukan oleh tim BMKG bekerjasama dengan The Ohio State University (USA) pada tahun 2010 dengan tebal es 32 meter.
Selanjutnya, pada 27 meter pada 2015, 22 meter pada 2016 (dikarenakan EL Nino Kuat) dan hanya tinggal 8 meter pada 2021.
"Dengan kondisi seperti ini, pada tahun 2025-2027, kemungkinan es akan punah," jelas dr Donaldi kepada, Rabu (23/3/2022).
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Selain itu, tahun ini kami berencana untuk kembali melakukan survey monitoring ke Puncak Es Papua. Kemungkinan pada bulan Juni atau Juli, tergantung kondisi di lapangan," tambahnya.
Dengan adanya hasil penelitian dan monitoring yang dilakukan BMKG Terkait puncak es Papua di Puncak Jaya itu, para ilmuwan meyakini bahwa pertanda perubahan iklim Bumi itu nyata dan harus mulai diperhatikan, serta melakukan mitigasi seoptimal mungkin dalam berbagai sektor. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.