WahanaNews.co | Peneliti menyebut misi Double Asteroid Redirection Test (DART) Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) turut menggeser orbit asteroid Dydimos meski hanya menabrak asteroid yang lebih kecil di dekatnya.
Melansir CNNIndonesia Didymos yang berdiameter 780 meter merupakan sistem asteroid yang terdiri dari dua asteroid, yakni Didymos yang berukuran besar dan Dimorphos yang berukuran kecil. Misi DART sendiri menerbangkan pesawat antariksa untuk menabrak Dimorphos dengan tujuan menggeser orbit sistem asteroid ini.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Pesawat antariksa DART sendiri berhasil menabrak Dimorphos pada 26 September.
Tabrakan tersebut menandai uji coba pertama teknik pertahanan planet yang dapat digunakan manusia jika asteroid akan bertabrakan dengan Bumi. Secara spesifik, misi DART dimaksudkan untuk memperpendek orbit Dimorphos ke Didymos.
Hasilnya, tabrakan tersebut mengurangi waktu orbit Dimorphos ke Didymos sebanyak 32 menit.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
Para astronom menemukan hasil tersebut setelah menangkap bayangan Didymos saat melintas di depan bintang-bintang yang jauh. Peristiwa yang dikenal sebagai okultasi bintang dapat membantu para ilmuwan menentukan bentuk dan lokasi asteroid biner ini.
Para peneliti mengatakan perlu kerja berbulan-bulan dan informasi yang tepat tentang lokasi bintang latar belakang untuk menangkap bayangan yang Didymos.
Meski perlu bekerja keras, para peneliti menyebut pengamatan okultasi dari Bumi sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang keberhasilan DART dalam mengarahkan asteroid.