Wilayah penjelajahan singa gurun berkisar 12.000 km persegi, kata Stander. Adapun singa di Taman Nasional Serengeti biasanya hanya sekitar 100 km persegi. Mereka pun bisa bertahan tanpa air. "Sebagian besar cairan mereka berasal dari daging yang dimakan," jelas Stander.
Natalie Cooper, peneliti senior di departemen ilmu hayati di Museum Sejarah Alam London mengatakan, "kita terbiasa melihat singa hidup di sabana atau berbaring di atas batu besar, seperti dalam The Lion King."
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Alhasil, "Jadi sangat mencolok rasanya melihat seekor singa di pantai. Terasa aneh dan tidak biasa." Menurut Cooper, singa gurun juga cenderung berkelompok lebih kecil dibanding singa sabana.
"Secara umum, di wilayah dengan lebih banyak mangsa, jumlah individu dalam satu kawanan berjumlah lebih besar dan wilayah jelajah lebih kecil," ujarnya.
"[Namun] di wilayah ini, mereka bergerak dalam kelompok kecil melintasi jarak luas untuk mendapatkan cukup makanan."
Baca Juga:
Zimbabwe dan Namibia Terpaksa Bantai Ratusan Gajah untuk Atasi Krisis Pangan
Dengan kebiasaan itu, tugas memotret singa menjadi perihal yang sangat menantang. Hal ini juga diakui Van Malderen. "Sebagai fotografer, ini luar biasa karena singa-singa ini selalu bergerak," kata Van Malderen. "Mereka tidak berbaring dan tidur, tapi terus berburu untuk bertahan hidup."
Adaptasi di Skeleton Coast
Pada 2015, singa-singa itu tiba di pantai dan mulai berburu mangsa pesisir setelah kekeringan memusnahkan mangsa darat seperti burung unta, oryx, dan springbok. "Anjing laut menjadi anugerah," kata Van Malderen.