Sebelumnya, BMKG menyebut El Nino lemah mulai muncul pada Juni. Lembaga tersebut juga mengungkap potensi puncak kekeringan pada September–Oktober.
"Jika puncak yang dimaksud adalah periode kering sebagai dampak El Nino di Indonesia, maka akan dirasakan pada bulan bulan September - Oktober," ujar Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko, Rabu (31/5).
Baca Juga:
BMKG: Hari Raya Idulfitri, Waspada Hujan Lebat di Dua Hari Lebaran
"Karena periode tersebut merupakan puncaknya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia," lanjut dia.
Selain itu, ada efek posisi Matahari yang akan berada di sekitar ekuator atau khatulistiwa jelang akhir tahun.
"Pada saat yang bersamaan, bulan September-Oktober juga Matahari secara siklusnya akan kembali berada di sekitar ekuator, pada periode tersebut radiasi matahari yang diterima oleh Indonesia akan maksimum," ujar Urip.
Baca Juga:
BMKG Peringatkan Ancaman Gelombang Tinggi di Perairan Banggai Saat Mudik Lebaran
"Maka tidak heran nanti pada bulan Oktober kita akan mendapatkan laporan suhu udara panas," tandas dia.
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.