WahanaNews.co | Dari total 213 sekolah negeri dan swasta yang diperbolehkan gelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Surabaya, hingga saat ini belum ditemukan adanya tanda-tanda klaster baru Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo memastikan, sekolah yang menggelar PTM terbatas tersebut telah lolos asesmen Satgas Covid-19.
Baca Juga:
Pemkab Taput Diseminasi Kasus Untuk Percepatan Penurunan Stunting
"Jumlah ini terus bertambah dan dinamis seiring selesainya asesmen,” kata Supomo di Surabaya, Kamis (23/9/2021).
Supomo memastikan, pelaksanaan PTM terbatas dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, kata Supomo, pihaknya tidak ingin PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya.
Dalam mengantisipasi munculnya klaster PTM, lanjut Supomo, Dinspendik menugaskan tim Satgas Covid-19 sekolah beserta kepala sekolah untuk selalu melakukan pemantauan dan pengamatan siapapun yang keluar masuk area sekolah.
Baca Juga:
Ketidakpahaman Bahaya Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Potensi PTM di Masa Mendatang
“Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah. Jadi, kalau dia guru bisa mengajar online dari rumah, dan kalau siswa kita minta untuk mengikuti daring dari rumahnya,” ujarnya.
Supomo mengaku belum menemukan klaster Covid-19 dari PTM. Supomo memastikan, setiap sekolah diminta melakukan evaluasi harian, dan hasil evaluasi itu dikirimkan kepada Dispendik Surabaya.
Dalam laporan evaluasi itu, harus dilaporkan semua hal tentang kondisi sekolah selama sehari, terutama soal penerapan prokesnya di sekolah.
“Nah, evaluasi harian itu kita sampaikan kepada para pakar. Biasanya kita rapat bersama pakar sepekan sekali untuk mengevaluasi PTM ini. Biasanya, pakar ini juga datang ke sekolah-sekolah untuk memantau langsung,” kata dia.
Supomi mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PTM selama dua pekan lebih, tidak ditemukan hambatan apapun. Ia memastikan pihak sekolah mampu menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada anak didiknya.
“Namun, kadang masih ada siswa yang maskernya melorot, sehingga langsung diingatkan oleh satgas mandiri. Jadi, terkadang siswa itu lupa, sehingga kami ingatkan,” ujarnya. [rin]