WahanaNews.co, Jakarta - Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, mengomentari insiden yang menimpa pakar hukum tata negara dan pengamat politik Refly Harun yang terkena lemparan botol air mineral saat berlangsungnya acara diskusi bersama akademisi Rocky Gerung di Kopi Nuri, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Jodi berpendapat bahwa kejadian tersebut mencerminkan aspek kebebasan berekspresi. Dia juga membagikan pengalaman pribadinya ketika Luhut pernah menghadapi situasi serupa, seperti diteriaki dan bahkan dilempari kayu saat mengikuti sidang dalam kasus dugaan pencemaran nama baik bersama terdakwa aktivis Haris Azhar di PN Jakarta Timur.
Baca Juga:
Refly Harun Akan Mencap Anies dan Muhaimin Penghianat Jika Gabung Dengan Perintahaan
"Ketika rombongan Pak Luhut diteriaki hingga dilempari kayu dan mobilnya pun sempat dikejar, itu adalah gambaran eksplisit dari 'freedom of expression' yang mereka idamkan," ungkap Jodi, melansir CNNIndonesia, Senin (12/9/2023).
Ia pun menilai kejadian tersebut bisa menjadi refleksi bagi Refly dan Rocky, apakah kebebasan seperti itu yang mereka idamkan.
"Mungkin inilah saatnya bagi mereka untuk merenungi kembali apakah ini sebenarnya kebebasan berpendapat yang mereka inginkan?" ucapnya.
Baca Juga:
Co Captain Timnas AMIN Sebut Refly Harun Tak Mewakili Anies Saat Demo di DPR
Dilaporkan bahwa Refly mengalami insiden di mana ia diserang dengan melempar botol air mineral oleh sebagian massa yang menolak kehadirannya dalam acara diskusi bersama akademisi Rocky Gerung di Kopi Nuri, Yogyakarta.
Awalnya, Rocky merespon protes massa dengan santai menggunakan komentar-komentar candaannya. Bahkan, ia dengan ramah mengizinkan mereka mendekati podium.
Namun, kejadian mencapai puncak ketika salah satu dari massa melemparkan sebuah botol air mineral ke arah podium dan mengenai Refly yang sedang duduk di sebelah Rocky.
"Pak polisi, saya protes. Karena saya dilempar dan kena leher saya," kata Refly yang tiba-tiba beranjak dari kursinya usai terkena lemparan botol. Refly lalu meminta polisi mengamankan orang yang melemparnya dengan botol.
Narasumber lain seperti Saut Situmorang dan peserta acara yang kebanyakan merupakan mahasiswa menyebutkan hal yang sama.
"Ini barang buktinya. Pak polisi yang melempar tadi diambil, itu jelas, pak polisi ambil dia. Kalau enggak nanti kita lapor Kapolri nanti," kata Saut.
"Nanti yang punya video, ada saksinya. Dia lempar dan kena leher saya. Coba bayangkan kalau [kena] kacamata saya? Tolong-tolong, ini negara hukum. Kita tidak main kekerasan, boleh protes," ucap Refly.
Acara kemudian dilanjutkan. Setelah acara berakhir, Rocky dan Refly merasa prihatin dengan insiden lemparan botol yang terjadi selama acara tersebut. Refly sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melaporkan insiden tersebut kepada pihak kepolisian.
"Iya, saya pikir kita akan mempertimbangkan opsi tersebut. Karena pada dasarnya, selama ini kita tidak mengetahui siapa yang melakukan lemparan botol tersebut, kecuali jika kita memiliki bukti konkret. Namun, seharusnya pihak kepolisian sudah mengetahui insiden ini. Saya sebenarnya tidak ingin mengganggu atau merepotkan orang lain," kata Refly.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]