"Lapisan tulang mamut yang padat seperti itu jarang terjadi," kata Hannah Parow-Souchon, yang memimpin penggalian arkeologi, dalam sebuah pernyataan.
"Ini pertama kalinya kami dapat menyelidiki hal seperti ini di Austria dengan menggunakan metode modern," imbuh Dr Parow-Souchon.
Baca Juga:
Pesona Geopark Lembah Cisaar dan Keanekaragaman Sejarah Purba di Tanah Sumedang
Sebagian besar gudang bawah tanah tua semacam ini di Austria dan negara-negara tetangganya telah dibersihkan seluruhnya sebagai bagian dari penggalian yang dilakukan lebih dari satu abad yang lalu. Dulu, lingkungan tempat ditemukannya fosil dan kondisinya juga jarang terdata.
Kini, temuan baru berupa tulang mamut beserta peralatan batu menimbulkan banyak pertanyaan, termasuk bagaimana masyarakat Zaman Batu memburu hewan berukuran besar tersebut.
"Kami tahu bahwa manusia memburu mamut, tetapi kami masih sangat sedikit mengetahui bagaimana mereka melakukannya," kata Dr Parow-Souchon.
Baca Juga:
PLN Dukung Program HEAL, Luhut Binsar: Masukan Bagus untuk Pemangku Kepentingan Sektor Energi
Para peneliti menduga tempat di mana mereka menemukan tulang mamut pada penggalian terakhir bisa jadi adalah tempat matinya hewan-hewan tersebut setelah manusia Zaman Batu mengejar mereka ke sana dan memasang perangkap untuk mereka.
Mereka berharap dapat menilai fosil tersebut lebih lanjut dan pada akhirnya menyerahkan tulang-tulang tersebut ke Museum Sejarah Alam Wina, di mana tulang-tulang tersebut akan dipulihkan.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.