Instrumen pengukuran stratosfernya, yang dikenal sebagai Eksperimen Aerosol dan Gas Stratosfer II, dikreditkan dengan mengonfirmasi penipisan lapisan ozon, yang menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet matahari.
Baik NASA maupun Departemen Pertahanan AS tidak menjelaskan mengapa satelit itu jatuh dari orbit.
Baca Juga:
Korut Rencanakan Peluncuran Satelit, Jepang-Korsel Minta Dibatalkan Langsung
Meski satelit kadang-kadang bertabrakan satu sama lain, ini jarang terjadi. Namun, orbit Bumi menjadi semakin padat dengan ribuan satelit sektor swasta dari Starlink dan penyedia internet nirkabel lainnya, sedemikian rupa sehingga para astronom khawatir jumlah cahaya yang mereka pantulkan akan segera membuat mustahil untuk melihat ke luar angkasa.
Para astronom pun menyerukan moratorium peluncuran satelit atas dasar itu. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.