WahanaNews.co | Shell sebelumnya pernah menjual jenis BBM (bahan bakar minyak) dengan nilai oktan 90 atau setara Pertalite di Indonesia.
Operator pom bensin ini sempat meniagakannya dengan nama Shell Regular.
Baca Juga:
Daftar Harga BBM Terbaru di SPBU Indonesia
Namun, pada Januari 2022, bensin termurah dari jajaran produk BBM Shell tersebut dihapus dari pasaran.
Langkah ini berbarengan dengan isu rencana pemerintah yang akan menghapus BBM beroktan rendah, menyesuaikan standar emisi Euro 4.
"Kami hanya pernah mencoba di RON 90, sejauh ini kami tidak mencoba lagi," ujar Country Business Manager (CBM) Shell Indonesia, Susi Hutapea di Jakarta, Selasa (6/9).
Baca Juga:
Ini Daftar Harga Terbaru BBM di SPBU RI, Ada yang Resmi Turun
Susi menambahkan, pihaknya kini tidak lagi berfokus untuk menyediakan produk BBM dengan angka oktan 90.
Meski, potensi pasar yang ditawarkan cukup gemuk, bila melihat Pertalite menjadi salah satu BBM yang diminati oleh masyarakat.
Belum lama ini pemerintah resmi menambah kuota Pertalite menjadi Rp 29 juta KL dari semula dijatah 23,05 juta KL.
Penambahan kuota BBM dengan oktan 90 ini dilakukan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi hingga akhir 2022.
“Ya, karena harganya (BBM oktan 90) paling murah (di pasaran). Tetapi, pertimbangan bisnis, kami tidak lagi fokus di (RON) 90 dan tidak ada rencana untuk menghadirkannya lagi,” pungkas Susi.
Shell Regular yang diluncurkan tahun 2018 silam, termasuk bensin RON 90 dijual dengan harga Rp 8.400 per liter dan diposisikan setara dengan Pertalite milik Pertamina pada waktu itu.
Adapun, SPBU lain yang juga menjual bensin dengan RON 90 saat ini adalah BP-AKR yaitu BP 90 dengan harga Rp 15.320 per liter dan VIVO dengan Revvo 89 seharga Rp 10.900 per liter.
Hanya saja, merek terakhir berencana ikut menghapus produk RON 90-nya di pasaran terkait aturan pemerintah soal penghapusan BBM beroktan rendah per 31 Desember 2022.
Ke depannya, perusahaan berlogo cangkang kerang tersebut akan menjual bahan bakar ramah lingkungan demi mencapai target Net Zero Emission pada 2050 mendatang. [rsy]