WahanaNews.co | Killnet, si Hacker Rusia secara resmi mendeklarasikan perang siber terhadap Israel. Aksi tersebut merespons serangan siber Israel yang membabi buta ke Gaza.
Dilansir dari AlBawaba News, kelompok ini mengumumkan niatnya untuk meluncurkan serangan siber besar-besaran yang menargetkan berbagai sistem pemerintah di Israel, pada Senin (8/10/2023).
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Serangan siber Killnet usai serangan mendadak terhadap pos-pos militer Zionis Israel.
Pada hari Sabtu (07/10/2023) pagi, Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan dimulainya Operasi “Taufan Al-Aqsha” terhadap ‘Israel’ dan meluncurkan 5000 ribu roket, lansir Al Jazeera.
“Pemerintah Israel, Anda bertanggung jawab atas pertumpahan darah ini. Pada tahun 2022, Anda mendukung rezim teroris di Ukraina. Anda mengkhianati Rusia. Hari ini, Killnet secara resmi memberitahukan hal ini kepada Anda! Semua sistem pemerintahan Israel akan menjadi sasaran serangan kami,” Killnet mengatakan di situs web yang diretas, lansir Cybernews (08/10/2023).
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Anonymous Sudan, sebuah kelompok hacker lainnya, yang secara luas diduga bukan anonim atau orang Sudan, tetapi orang Rusia, telah berpihak pada Hamas dan Killnet di Telegram.
Kelompok ini menyerang situs The Jerusalem Post pada hari Minggu. Outlet media tersebut mengatakan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter: “Jerusalem Post telah menjadi target beberapa serangan siber pagi ini yang menyebabkan situs kami lumpuh.”
“Kami akan segera kembali dan akan terus menjadi sumber informasi utama mengenai Operasi Pedang Besi dan serangan-serangan mematikan yang dilakukan oleh Hamas.”
Pada hari Sabtu, Anonymous Sudan mengklaim telah menargetkan Iron Dome Israel, sistem pertahanan udara segala cuaca milik negara tersebut, dan juga mengatakan telah menyerang aplikasi Alert di Israel.
Kelompok hacker Rusia lainnya, Cyber Army of Russia, melakukan jajak pendapat untuk menentukan pihak mana yang harus mereka dukung pada hari Minggu malam.
Di Pakistan, kelompok yang menggunakan nama “Team Insane PK” mengatakan bahwa mereka telah meretas pembangkit listrik tenaga air di Israel dan berencana untuk merilis datanya nanti. Group-IB, sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Singapura, mengatakan pada hari Minggu melalui platform Threat Intelligence bahwa berbagai kelompok aktor ancaman telah memasuki konflik antara Israel dan Hamas.
“Kami telah melihat bahwa kelompok-kelompok aktor ancaman memasuki keributan dan melancarkan serangan terhadap situs-situs web pemerintah dan sistem TI di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina,” kata para peneliti di X.
[Redaktur: Zahara Sitio]