WahanaNews.co, Jakarta - Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), meningkatnya jumlah siklon tropis merupakan sebuah tanda perubahan iklim yang telah berperan dalam meningkatkan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia.
Eddy Hermawan, seorang peneliti ahli utama dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, menyatakan bahwa saat ini terdapat tiga siklon tropis yang telah menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
"Kemunculan mata badai banyak, frekuensi kejadian ekstrem meningkat, dan juga lokasinya bertambah," kata Eddy, dilansir Antara (19/3/2024).
Selain kemunculan siklon tropis di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Australia, dua mata badai yang juga muncul di atas Jepang.
Eddy menuturkan mata badai yang muncul dalam waktu bersamaan seperti saat ini adalah fenomena tidak biasa yang mengindikasikan efek perubahan iklim.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Keberadaan siklon tropis dalam jumlah banyak tersebut tidak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi, tetapi juga menarik angin dingin dari Kutub Selatan yang membuat udara di Indonesia terasa cukup dingin.
"Salah satu teori dampak perubahan iklim adalah frekuensi kemunculan fenomena ekstrem meningkat. Kemudian, lokasi yang tidak biasanya," kata Eddy.
Lebih lanjut dia mencontohkan daerah yang biasanya tidak mengalami hujan justru turun hujan, seperti Timur Tengah. Lalu, kutub yang dingin kini mulai menghangat.