"Tahun 2024 mencatat pelampauan sementara pertama 1,5 derajat Celsius, dan perkiraan kami untuk 2026 menunjukkan hal ini mungkin terjadi lagi," kata ilmuwan iklim Met Office lainnya, Nick Dunstone.
"Ini menyoroti betapa cepatnya kita kini mendekati target 1,5 derajat Celsius Perjanjian Paris," ujarnya.
Baca Juga:
Siklon Tropis Senyar Gulung Sumut: Akses Putus, Evakuasi Dipercepat, Cuaca Masih Berbahaya
Sebelumnya, para ilmuwan Uni Eropa menyebut 2025 hampir dipastikan menjadi tahun terpanas kedua atau ketiga dalam sejarah pencatatan suhu global.
Temuan tersebut mengonfirmasi proyeksi Organisasi Meteorologi Dunia yang dirilis pada November lalu.
Menurut catatan layanan perubahan iklim Eropa Copernicus, suhu global rata-rata dari Januari hingga November tahun ini meningkat sekitar 1,48 derajat Celsius di atas level praindustri.
Baca Juga:
AHY Dorong Konsep Build Back Better untuk Infrastruktur Indonesia Pasca Bencana
Penelitian itu menemukan anomali suhu yang identik dengan 2023, yang tercatat sebagai tahun terpanas kedua dalam sejarah.
Pada tahun lalu, Met Office memprediksi suhu global 2025 akan berada pada kisaran 1,29 hingga 1,53 derajat Celsius di atas level praindustri.
Variasi alami seperti fenomena El Nino turut mendorong lonjakan suhu global pada 2023 dan 2024 sebelum digantikan kondisi pendinginan lemah La Nina pada 2025.