WahanaNews.co | Laut Hitam atau dikenal juga sebagai Euxine Sea adalah wilayah perairan yang berposisi antara ujung tenggara Eropa dengan Asia Kecil atau Anatolia.
Dengan kedalaman sekitar 2.212 meter, laut ini menjadi titik pertemuan banyak sungai seperti Danube, Southern Bug, Dnieper, Rioni, hingga Dniester. Selain itu, Laut Hitam juga terhubung dengan Laut Mediterania melalui selat Bosporus.
Baca Juga:
Potensi Pendapatan Negara dari Ekspor Pasir Laut Capai Rp2,5 Triliun: Analisis Awal dan Tantangan Regulasi
Pada perkembangannya, Laut Hitam mungkin dikenal sebagian orang karena namanya yang unik. Akan tetapi, anggapan bahwa Black Sea merupakan laut yang berwarna hitam adalah tidak benar.
Dikutip dari laman Marine Insight, Rabu (21/12/2022), salah satu teori terkait penamaan Laut Hitam ini didasarkan untuk menunjukan letaknya yang sulit untuk dinavigasi para pelaut yang melewatinya.
Selain itu, sebelum orang-orang menyebutnya sebagai Laut Hitam, dulu namanya adalah “Inhospitable Sea” atau Laut yang tidak ramah. Hal ini didasarkan karena rumor keberadaan suku-suku liar yang mendiami daerah pantainya.
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Selain itu, teori yang cukup populer adalah pemberian nama Laut Hitam ini diberikan oleh orang Turki di abad pertengahan. Jadi, saat periode Kekaisaran Ottoman, orang-orang Turki menyebut laut tersebut dengan Bahr-e Siyah atau Karadeniz yang berarti ‘“Laut Hitam” dalam bahasa Ottoman.
Teori lainnya, asal usul penyematan nama Laut Hitam ini didasarkan atas badai selama musim dingin yang membuat air laut di sana tampak hitam. Sehingga para pelaut kemudian menyebutnya dengan Black Sea.
Dari sekian banyak teori yang muncul terkait penamaan Laut Hitam ini, terdapat cukup banyak rumor menakutkan dari perairan tersebut.