Kelompok lingkungan memperingatkan agar tidak melihatnya sebagai peluru perak.
"Sangat penting bagi kita untuk mengatasi dampak contrails yang merusak iklim, tetapi ini harus disertai dengan pengurangan lalu lintas udara yang mendesak," kata Hannah Lawrence dari Stay Grounded, jaringan global yang mempromosikan alternatif ramah iklim untuk terbang.
Baca Juga:
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan Akibat Polusi Udara Mencapai Triliunan Rupiah untuk BPJS
Dia mengatakan peningkatan teknologi seperti ini penting, tetapi itu saja tidak cukup.
"Sementara rute ini mengurangi contrails, ada kelemahan besar dalam fakta bahwa mereka menggunakan lebih banyak bahan bakar," lanjut Hannah.
Finlay Asher dari Safe Landing, sebuah kelompok industri yang mengkampanyekan masa depan yang berkelanjutan untuk penerbangan, mencatat bahwa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Inggris Satavia dan NATS (Layanan Lalu Lintas Udara Nasional) telah menunjukkan bahwa rute yang dirancang untuk menghindari pembentukan contrail sebenarnya bisa menghemat bahan bakar.
Baca Juga:
Tekan Polusi Udara, PLN UID Jakarta Raya dan Sudin Lingkungan Hidup Jakpus Gelar Uji Emisi Kendaraan Operasional
Namun, dia memperingatkan agar maskapai tidak melihatnya sebagai bentuk kredit karbon.
"Menurut kami sama sekali tidak tepat untuk mengatakan bahwa dengan menghindari contrails pemanasan, maskapai kami kemudian harus memiliki lisensi untuk memompa lebih banyak CO2 ke atmosfer," kata Finlay.
Dia percaya bahwa dampak iklim dari penerbangan harus diatur lebih baik melalui sistem penetapan harga emisi, yang akan memberikan insentif untuk mengurangi semua emisi.