Lubang hitam yang berinteraksi biasanya mudah diobservasi dalam cahaya yang terlihat karena mereka berada di orbit yang lebih ketat dan menarik material dari pendampingnya.
Material itu lalu membentuk seperti disket di sekitar lubang hitam yang diakselerasi ke kecepatan relatif (mendekati kecepatan cahaya).
Baca Juga:
Ahli Beri 6 Trik Redakan Otot Nyeri serta Tegang di Leher dan Bahu
Hal itu menimbulkan radiasi sinar-X yang sangat bertenaga. Ini berbeda dengan lubang hitam yang tak berinteraksi, yang biasanya punya orbit yang lebih lebar serta tidak membentuk disket.
Keberadaannya harus dideteksi lewat analisa pergerakan bintang yang terlihat.
"Mayoritas lubang hitam dalam sistem binar berada di sinar-X biner. Dengan kata lain, mereka menjadi terang dalam sinar-X karena interaksi dengan lubang hitamnya, lebih sering dikarenakan lubang hitam menelan bintang lain," ujar Chakrabarti seperti dilansir Universe Today.
Baca Juga:
Pemkab Nias Barat Libatkan Ahli Cek Keaslian Foto-Video Khenoki Waruwu dan Kadis Pariwisata
"Ketika benda dari bintang yang lain jatuh ke dalam titik gravitasi ini, kita bisa lihat sebuah sinar-X. Dalam kasus ini, kita sedang melihat lubang hitam monster, tetapi dia berada di periode orbit yang panjang yakni 185 hari, atau sekitar setengah tahun. Sangat jauh dari bintang yang terlihat dan tidak membuat pergerakan ke sana," katanya lagi. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.