"Total area hutan yang disurvey dengan pemasangan kamera trap seluas 32.160 hektar dengan panjang bentang alam 50 km dan lebar 16 km. Dari ketinggian 130-2590 MDPL," terang Bernard dalam sebuah keterangan.
JWLS adalah program survei nasional macan tutul jawa yang akan mensurvei populasi macan tutul jawa di seluruh Pulau Jawa. Program ini telah dimulai sejak 2024 dan direncanakan selesai pada 2026.
Baca Juga:
Hati-hati, Parkir Liar Bisa Terekam Kamera ETLE
Macan Tutul Jawa (panthera pardus melas) melanistik/kumbang terekam kamera trap Tim JWLS di Hutan Gunung Prau-Petungkriono. (Foto: Kementerian Kehutanan/Direktorat KKHSG)
im Timur akan melakukan survei di Jawa Tengah, Jawa Timur, serta DIY, sedangkan Tim Barat melakukan survei di Jawa Barat dan Banten.
Bernard mengatakan kamera trap merekam sosok macan tutul jawa, baik yang pola tutul maupun yang melanistik atau kumbang/hitam.
Baca Juga:
Aplikasi Lensa AI Banyak Disuka Sekaligus Dikecam, Kok Bisa?
"Bahkan beberapa ada yang membawa anaknya. Ini kabar menggembirakan karena ada penambahan individu baru macan tutul di habitatnya," katanya
Berdasarkan laporan Tim lapangan mitra lokal JWLS ini, di lanskap Sindoro-Dieng mereka menemukan kaisan atau cakaran tanah dan feses karnivora besar hampir di setiap jalur. Di salah satu grid di Pekalongan bahkan mereka menemukan kaisan dan feses di jalur hanya berjarak 30 meter dari kaisan sebelumnya.
Menurut Bernard, feses yang ditemukan di lapangan diambil dan dibawa pulang untuk dikirim ke laboratorium.