"Yaitu Provinsi Jambi, Sumatera Selatan bagian utara, Jawa tengah bagian selatan, kemudian sebagian wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian barat dan sebagian besar Kalimantan Timur," ujarnya.
Pada November terdapat sekitar 225 zona musim atau 36,5 persen zona musim yang akan memasuki musim hujan. Dwikorita menyampaikan wilayah yang dimaksud itu yakni Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Banten, dan Jakarta.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Lalu, Jawa Barat, sebagian besar Jawa tengah, sebagian Jawa Timur, Bali, sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian besar Sulawesi Selatan, Maluku Utara bagian utara dan Papua Selatan bagian selatan," ucap dia.
Klimatolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap dua kondisi berbeda yang dialami oleh bagian utara dan selatan khatulistiwa itu merupakan sebuah dinamika cuaca efek pemanasan global.
Menurut Erma, dalam dinamika cuaca awan-awan itu bukan kemudian menghilang sama sekali dari langit Indonesia. Menurut dia kekeringan di Jawa itu akibat awan hujan hanya terkonsentrasi di bagian utara garis ekuator.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Yang menjadi pembeda dia si awan-awan itu, dan juga hujannya, kemungkinan besar atau potensinya itu terkonsentrasi hanya di garis ekuator ke utara. Jadi pembedanya, batasnya itu garis ekuator itu," jelas Erma dalam rekaman audio wawancaranya yang diunggah di akun X, Kamis (7/9). Erma sudah mengizinkan CNNIndonesia.com untuk mengutip rekaman suara tersebut.
"Jadi wilayah di selatan ekuator ini yang minim [hujan] itu dan ini konsisten karena kita sudah melihat dua bulan ini konsisten terus nih, enggak bisa awan ini tertarik ke selatan," imbuhnya.
Menurut Erma ini membuat sejumlah wilayah di pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih kerap diguyur hujan, bahkan dengan intensitas lebat. Sementara, sebagian besar wilayah di Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara masih mengalami kekeringan ekstrem.